Fadli Zon Berusaha Mencari Perhatian Melalui Ahok

Sekitar Poker - Ahok itu adalah nama yang memberikan magnet tersendiri baik bagi pewarta ataupun individu. Banyak orang mempertentangkan keberadaan Ahok

Fadli Zon Berusaha Mencari Perhatian Melalui Ahok
Fadli Zon Berusaha Mencari Perhatian Melalui Ahok
Fadli Zon Berusaha Mencari Perhatian Melalui Ahok

Kabar Ahok seakan tiada pernah habisnya untuk diceritakan. Sama juga dengan kompatriotnya yaitu Presiden RI Bapak Joko Widodo.

Kedua orang ini selalu memberikan motivasi bagi rakyat Indonesia. Semangat perubahan yang mereka bawa seakan menyebar bak virus yang mematikan.

Rakyat Indonesia semakin berani untuk berkomentar kepada setiap pejabat di negeri ini.

Begitu diketahui Ahok bertemu dengan Menteri BUMN, maka jagad raya Indonesia langsung riuh dibuatnya.

Hampir seluruh berita menyudutkan dan menolak Ahok. Ahok dianggap sebagai biang keributan dan tidak diperbolehkan lagi untuk menjabat apapun di negeri ini. Sebegitu hinakah Ahok ?

Dirinya pun kembali menanggapi penolakan dari serikat pekerja yang tergabung dalam Federasi Serikat Pekerja Pertamina terhadap dirinya.

Bahkan seorang Fadli Zon sampai mempertanyakan "Kaya seperti nggak ada orang lain, padahal masih banyak orang lain yang jauh lebih hebat di bidang itu.

Pertamina itu kan satu bidang yang spesifik," tutur Fadli Zon.

Beberapa orang yang mendukung Ahok pun angkat bicara terkait pernyataan tersebut. "Fadli Zon ini kayak kurang kerjaan saja.

Baca juga :

Pengangkatan direksi maupun komisaris BUMN itu hak Menteri BUMN selaku pemegang saham mayoritas unit usaha BUMN. Bukan ditentukan oleh yang lain, apalagi seorang Fadli Zon," kata Wasekjen PPP Achmad Baidowi kepada wartawan, Minggu (24/11/2019).

"Memang Fadli sendiri hebatnya apa. Setidaknya Ahok pernah jadi bupati, gubernur, dan juga pernah jadi anggota Dewan. Tentu itu sebuah prestasi kan?" kata Ketua DPP NasDem Irma Suryani Chaniago kepada wartawan, Minggu (24/11/2019).

"Pak Fadli Zon ini selalu meremehkan orang lain ya. Jangan underestimate dengan orang, termasuk kepada Pak Ahok," kata Ketua DPP Golkar Ace Hasan Syadzily kepada wartawan, Minggu (24/11/2019).

"Setidaknya Pak Ahok lebih berpengalaman memimpin daerah dan itu bisa diterapkan dalam pengelolaan perusahaan perminyakan nasional yang membutuhkan pengelolaan manajemen yang baik dan transparan.

Setidaknya Pak Ahok ini pernah mengenyam pendidikan sarjananya di bidang geologi di Universitas Trisakti. Jadi sedikit-banyak tahu tentang dunia perminyakan," sambung Ace.

Lalu apa jawaban Ahok ? Kata Ahok, mereka lupa bahwa dirinya sudah pernah mencicipi kamar tahanan di Mako Brimob.

"Ya kan dia belum kenal saya kan. Dia kan nggak tahu saya sudah lulusan S3 dari Mako Brimob," kata Ahok singkat di Kementerian BUMN, Jakarta Pusat, Senin (25/11/2019).

Jadi mengapa Fadli Zon selalu memberikan komentar terkait Ahok ? Fadli Zon saat ini tengah berusaha agar namanya kembali melambung usai dirinya tidak lagi menjabat pimpinan DPR RI.

Fadli merasa eksistensi didunia perpolitikkan harus tetap dipertahankan, jangan sampai rakyat Indonesia melupakan namanya.

Nah, Ahok adalah salah satu poin dasar untuk meningkatkan popularitas seorang Fadli Zon. Jadi sebenarnya komentar dari Fadli Zon yang mempertanyakan kemampuan Ahok dalam memimpin Pertamina tidak perlu dikomentari oleh para politik atau siapapun karena sebenarnya komentar dia itu tidak perlu banget.

Klarifikasi perihal Ahok yang dipilih untuk memimpin Pertamina telah dilakukan oleh Menteri BUMN Erick Tohir.

Jadi tidak perlu lagi diberi penjelasan mengapa harus Ahok di Pertamina.

Perlu sekarang adalah mendoakan dan mensupport komisaris dan direksi agar bekerja untuk rakyat Indonesia sehingga Pertamina bisa sehat kembali.

Ahok merupakan salah satu jalan bagi Fadli Zon untuk mencari tenar dinegeri ini. Fadli sangat faham betul apabila dia memberikan komentar sedikit miring maka seluruh rakyat Indonesia pasti akan membicarakan dirinya.

Inilah yang sebenarnya diinginkan oleh Fadli Zon. Fadli jadi tau bahwa dirinya masih memberikan efek dan rakyat Indonesia masih mengingat dirinya.

Baca juga :
Memang dari segi prestasi, tentu kita sepakat bahwa tidak ada prestasi apapun yang telah ditorehkan oleh Fadli. Kerjaannya hanya menulis di Twitter dan membuat sajak. Mungkin Cuma dua hal tersebut yang paling banyak diingat oleh rakyat Indonesia.

Nah, dibalik pengangkatan Ahok sebagai Komisaris Pertamina, setidaknya Fadli mempunyai mainan baru untuk menaikkan rating dirinya, ya minimal bisa membuat beberapa lagi sajaklah… Jadi sebenarnya jauh didalam hatinya Fadli sangat merindukan seorang Ahok…hahahahaha…peace.

Ahok Jadi Komisaris Pertamina, Pegawai yang Menolak Langsung Mundur Saja

Sekitar Poker - Akhirnya kasak-kusuk di mana seorang Basuki Tjahaja Purnama a.k.a "Ahok" dipasang di BUMN berakhir sudah.

Ahok Jadi Komisaris Pertamina, Pegawai yang Menolak Langsung Mundur Saja
Ahok Jadi Komisaris Pertamina, Pegawai yang Menolak Langsung Mundur Saja
Ahok Jadi Komisaris Pertamina, Pegawai yang Menolak Langsung Mundur Saja

Secara resmi Menteri BUMN Erick Tohir mengumumkan bahwa Ahok resmi menjabat Komisaris Utama Pertamina.

Ia akan didampingi oleh Wakil Komisaris Utama Pertamina Budi Gunadi Sadikin. Kapan mulai bekerja? Senin lusa (25/11/19) menurut lansiran laman CNN INDONESIA mengutip pernyataan Arya Sinulingga selaku Staf Khusus Menteri BUMN.

Senin lusa juga menjadi waktu berlangsungnya Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang dilanjutkan dengan pengangkatan Komisaris dan Dewan Direksi Pertamina.

Waktu yang juga menjadi start bagi seorang Ahok untuk langsung bekerja, dengan harapan membawa kebaikan dan perubahan besar ke arah yang positif bagi Pertamina.

Saya tak ingin terlalu mengulas soal posisi Ahok, dimana ada sebagian orang kecewa mengapa kok tidak diberi jabatan sebagai Direktur di Pertamina.

Saya lebih tertarik membahas respons orang-orang yang tidak menyukai Ahok, yang langsung "keluar semak-semak" begitu informasi mengenai Ahok akan menjabat sebagai salah satu pimpinan di BUMN beredar.

Bahkan isu ini langsung diramaikan dengan serikat pekerja di Partamina, yang dengan lantang menyuarakan penolakan mereka, karena merasa Ahok tak layak memimpin Pertamina dengan "track-record" yang secara sepihak dianggap kurang bagus.

Padahal, tak ada ceritanya dalam marketplace ada anak buah memilih pimpinan, apalagi setingkat Direksi dan Komisaris.

Yang ada sebaliknya, kalau manajemen tidak cocok atau tidak puas dengan kinerja bawahan, langsung diberi surat PHK.

Apalagi buat yang tidak bisa kerja atau yang gemar "bikin rusuh" di perusahaaan, tentu tak lama masa kerjanya akan segera berakhir.

Akan tetapi saya yakin kalau seorang Ahok tetap akan bersikap fair dalam memimpin Pertamina sebagai Komisaris.

Profesionalitasnya tak diragukan lagi dan terlihat jelas ketika ia tidak membeda-bedakan masyarakat DKI Jakarta sewaktu menjadi Gubernur.

Baik yang memilih dia ataupun yang menolak ... Ahok tetap menjalankan program untuk kebaikan dan kepentingan mereka.

Baca juga :


Namun sebaliknya, kalau mereka bertindak aneh-aneh, ya langsung berhadapan dengan teguran hingga murkanya seorang Ahok.

Meski kita berharap sekarang cara beliau memimpin akan berbeda, setidaknya dalam urusan konfrontasi di muka umum terhadap orang-orang yang kontra dengan dirinya.

Toh menunjukkan ketegasan bagi seorang pemimpin ... tak selalu harus melalui proses konfrontasi, meski kalau sudah keterlaluan terkadang hal itu juga diperlukan. Betul?

Kita masih menunggu reaksi dari serikat pekerja Pertamina, yang sempat koar-koar menolak Ahok dengan terong-terongan, eh maksudnya terang-terangan.

Masihkah mereka berani menyuarakan penolakan dengan posisi Ahok akan segera resmi menjadi pimpinan di sana per 25 November 2019 nanti?

Silakan saja jika berani ... dengan taruhan karier mereka di Pertamina tentunya.

Cuma, kalau boleh menyarankan, lakukan saja dengan cara elegan sekaligus gentleman.

Kalau memang "kalian" punya prinsip dan percaya bahwa rezeki diatur oleh Yang di Atas dengan jalan tak cuma dari Pertamina, langsung maju saja ke bagian HRD lalu mengajukan ... surat pengunduran diri!

Ya ... mundur saja! Kalau perlu Senin lusa sekalian!

Setidaknya cara itu lebih elegan daripada cuma koar-koar penolakan, tapi nantinya tiap bulan masih menerima gaji dari tempat yang sama.

Kerjamu pasti nanti nggak beres, nggak maksimal, dan nggak produktif karena dilakukan dengan kondisi hati yang berkecamuk seperti perang teluk. Betul?

Oya, soal keberadaan Ahok apakah ada yang menganggap sebagai balas budi, sebagai gertakan untuk membuat para "kadrun" di BUMN keluar, atau karena alasan-alasan lain ... silakan berasumsi masing-masing.

Namun, saya tetap yakin bahwa pasti ada sesuatu yang perlu DIDOBRAK sehingga seorang Ahok perlu dipasang di sana, seperti pengakuan Erick Thohir.

Saya mah siapa ... cuma bisa menilai dari luar dengan "kacamata" kaum awam yang belum lama tertarik dengan persoalan-persoalan bangsa lewat tulisan-tulisan di SEWORD yang kita cintai ini.

Baca juga :

Yang jelas saya tidak rela kalau bangsa ini diobrak-abrik oleh para begundal tengik yang ingin menguntungkan dirinya dan kelompoknya, tapi merugikan negeri ini atau menorehkan luka yang tak bisa pulih dalam waktu singkat!

Begitulah kura-kura

Ingin Tolak Ahok, Ekonom Justru Menguatkan Alasan Ahok Dibutuhkan BUMN

Sekitar Poker  - Karena Ahok, keriuhan kembali terjadi di negeri ini. Hal ini mungkin terjadi karena Ahok terlalu berbahaya bagi orang-orang yang merasa kepentingannya terusik dengan hadirnya Ahok di posisi penting.

Ingin Tolak Ahok, Ekonom Justru Menguatkan Alasan Ahok Dibutuhkan BUMN
Ingin Tolak Ahok, Ekonom Justru Menguatkan Alasan Ahok Dibutuhkan BUMN
Ingin Tolak Ahok, Ekonom Justru Menguatkan Alasan Ahok Dibutuhkan BUMN

Hal itu mungkin karena rekam jejak yang sudah ditorehkan oleh Ahok dalam sejarah. Sejarah sepak terjangnya dalam menjaga anggaran, efiesiensi dan menerapkan sistem transparansi yang menjadi kekuatan untuk mencegah kongkalikong dan potensi korupsi yang merugikan negara dan berimbas pada rakyat.

Ahok yang hendak ditempatkan pada posisi penting di salah satu BUMN pun banyak ditolak dengan berbagai alasan yang terkesan dibuat-buat.

Ada yang menyinggung masalah status Ahok sebagai mantan napi karena kasus penistaan agama yang hingga kini masih menjadi perdebatan.

Ada juga yang mempertanyakan kemampuan Ahok, misalnya Rizal Ramli, mantan Menteri yang kerjanya kurang bagus sehingga diberhentikan oleh Jokowi sebelum masa jabatannya selesai.

Orang yang mengaku ekonom bernama Indef Bhima Yudhistira pun ikut serta memberi komentar dan meragukan potensi Ahok membenahi masalah yang ada di BUMN yang dianggapnya rumit.

Baca juga :

"Pertama ada permasalahan tata kelola BUMN berkaitan dengan tidak nyambungnya utang BUMN dan laba BUMN. Ini warisan dari Menteri BUMN sebelumnya. Dalam 5 tahun terlahir utang BUMN naik 60%. Sementara laba naik hanya 29%," kata Bhima seperti dilansir detik.com.

"Artinya utang yang dipupuk BUMN untuk bangun infrastruktur dan proyek sana-sini nggak korelasi dengan profit," tambahnya.

"Garuda itu bukan masalah oknum, itu bukan oknum. Ada upaya sistematis untuk mengangkat yang namanya rugi jadi laba, disulap hanya dengan 1 triwulan. OJK mengatakan tu fraud. Apakah sosok Pak Ahok bisa menangani masalah itu?" tuturnya.

"Dengan tantangan yang begitu berat, pertanyaan saya memang tidak ada orang lain yang mumpuni. Memang kita kehabisan orang yang ahli tanpa harus ribut-ribut seperti ini? Menurut saya non sense, nol besar," ucapnya.

Bhima pun menyinggun sesorang yang dianggap pintar dan berpengalaman di bidang migas pun tidak bisa membenahi hal tersebut. Orang tersebut bernama Dwi Sutjipto.

"Apalagi ini orang baru yang lebih banyak pengalaman di pemerintah daerah. Industri migas ini nggak sepele," tutupnya.

Untuk masalah yang pertama terkait laba, bagaimana BUMN bisa mendapatkan kenaikan laba yang besar jika antar sesama BUMN pun bertikai, saling merebutkan asset? .

Belum lagi, anak-anak, cucu hingga cicit dari BUMN serupa yang dianggap tak berfaedah dan justru menimbulkan permasalahan dan membebani karena kerugian.

Lalu terkait Garuda, yang dianggap bukanlah permainan oknum saja, tetapi ada upaya sistematis terkait pelaporan rugi jadi laba.

Apa yang disampaikan oleh Ekonom tersebut sangat masuk akal dimana masalah di BUMN begitu pelik, tetapi maksud hati menyampaikan hal tersebut untuk menjatuhkan atau menolak Ahok justru salah, karena yang kita lihat, bukan orang pandai yang dibutuhkan untuk memperbaiki hal tersebut, tetapi orang yang bisa dipercaya, bersih dan berani menghadapi para mafia yang bermain begitu kentara dalam BUMN.

Secara rekam jejak, sudah tepat Erick Thohir yang tentu saja dengan persetujuan Jokowi merekrut Ahok, karena sudah jelas hanya Ahok yang bisa membuat geger karena keberaniannya membuat segala sesuatunya transparansi.

Berkat transparasi, meskipun gaduh, semua bisa menilai untuk perbaikan.

Borok para mafia pun terkuak yang pada akhirnya, Ahok pun memiliki keberanian berkat dukungan publik untuk melawan para mafia yang ditenggarai berada di segala lini negeri ini.

Soal tekanan, rekam jejak pun sudah membuktikan, bahwa Ahok sudah terbiasa mengalami tekanan dari berbagai pihak yang bekepentingan. Bahkan demo, cacian dan ancaman pembunuhan pun sepertinya Ahok sudah biasa.

Saat ini, kebijaksanaan Ahok seharusnya sudah bertambah. Bijaksana disini adalah dalam hal menanggapi sebuah isu dan dalam membuat pernyataan, meskipun kita rindu Ahok yang ceplas-ceplos.

Ahok saat ini sudah seperti bisa menahan diri dan banyak belajar dari ‘Mako Brimob’ terkait bagaimana harus bersikap di tengah-tengah masyarakat kita yang masih mudah diprovokasi dan dalam fase ‘gumunan’.

Baca juga :

Ini bukan masalah Ahoker dan bukan Ahoker, tetapi demi perbaikan untuk lebih baik. Saya ingat teman saya yang mengatakan suka dengan kinerja Ahok tetapi tak suka dengan mulut Ahok.

Saat ini, Ahok sudah lebih bijaksana dalam membuat pernyataan, seharusnya orang-orang yang dulu tak suka pun harusnya mendukung Ahok. Udah ah, itu aja… Cak Anton