Anies "Terlihat" Munafik, Beda Reaksi ke PSI dan Tempo

Tags
Sekitar Poker - Pagi ini sudah sangat viral cover Tempo yang “terlihat” mengejek Anies dan menyamakan orang ini seperti Swamp Thing, karakter DC Comic yang menjijikkan.

Anies "Terlihat" Munafik, Beda Reaksi ke PSI dan Tempo
Anies "Terlihat" Munafik, Beda Reaksi ke PSI dan Tempo
Anies "Terlihat" Munafik, Beda Reaksi ke PSI dan Tempo

Anies dicitrakan dengan sangat joroknya keluar dari cairan lengket bermerk “Aib Anggaran Anies”, dan juga dengan cepatnya publik memviralkan hal ini.

Jujur saja, penulis merasa disgusted melihat cover itu. Setidaknya, Tempo berhasil membuat nafsu makan pagi penulis hilang. Ini pandangan pribadi penulis. Karena penulis dulu suka mengikuti seri berjudul Swamp Thing. Dan penggambarannya sangat mirip. Ilustrator Tempo harus diakui lumayan.

Dengan cincin besarnya di jari manis tangan kanannya, seolah ingin menarasikan bahwa ada istrinya yang juga diduga ikut bermain-main di dalamnya. Tapi apakah publik yakin bahwa Tempo sedang benar-benar mengejek Anies seperti mereka mengejek Jokowi?

Kabarnya, setengah bagian majalah Tempo dengan cover menjijikkan itu, berisi banyak iklan Balai Kota. Reaksi publik pun dibuat beragam.

Harus diakui bahwa Tempo melakukan hal ini bukan berdasarkan idealisme. Saya menduga kuat, sudah ada kongkalikong atau konspirasi di balik berita ini. Ada beberapa keanehan yang penulis lihat dalam viralnya cover Tempo terhadap Anies ini.

Pertama, Tempo lebih kasar dari Ade Armando. Keanehan pertama ini menjadi sebuah hal yang langsung terpikir di benak penulis. Mengapa? Karena ketika Ade Armando memposting wajah Anies dengan face paint a la Joker, Fahira Idris kepanasan di ruangan dingin. Ade Armando lantas langsung dilaporkan ke polisi.

Padahal tidak ada yang melanggar etika. Kalau lebih kasar, seharusnya Fahira Idris si pendukung Anies ini melaporkan Tempo ke Dewan Pers. Berani tidak? Lama banget geraknya.

Gara-gara hari Minggu ya? Kita tunggu saja. Yang pasti apa yang dilakukan Tempo terhadap Anies, jauh lebih menjijikkan dibandingkan apa yang diposting Ade Armando. Lagian, Joker kan keren.

Kedua, sikap bertolak belakang Anies merespons PSI dan Tempo. Ketika William Aditya Sarana dari PSI memviralkan apa yang menjadi temuan mereka, Anies merespons dengan amarah yang dipendam dan dibalut oleh kesantunan. Dia menghina PSI dengan jargon “cari panggung”.

Sedangkan ketika Tempo menuliskan itu, Anies sendiri langsung membalas lewat Twitternya. Dia memuja muji Tempo dengan sebutan pilar keempat dari demokrasi. Menggelikan. Semakin terbuka bahwa Anies ini munafik.

Ketiga, kedekatan antara keluarga Baswedan dan Tempo. Penulis sampai kepada kesimpulan bahwa tiada yang lebih munafik dari tindakan Anies ini.

Anak muda disebut “cari panggung”, sedangkan media yang dekat dengan clan Baswedan, dianggap sebagai penguatan pilar demokrasi. Ini adalah penghinaan bagi demokrasi itu sendiri.

Media Tempo diduga kuat dekat dengan keluarga Baswedan. Apalagi sudah sangat sering Tempo membuat berita terus menerus mengenai penyiraman Novel Baswedan dan kinerja Polri yang dipertanyakan karena tidak kunjung selesai. Memojokkan pemerintah.

Kedekatan Tempo dengan Baswedan sudah tidak perlu dipertanyakan lagi. Bahkan orang-orang besar Tempo seperti Goenawan Mohamad pernah sampai rela berkorban untuk dirinya dikasuskan dalam kasus Frankfurt Bookfair ketimbang Anies yang dilaporkan. Ada yang mau jadi too evening hero alias pahlawan kesiangan.

Nih klarifikasi Goenawan Mohamad saat viral kasus Anies dilaporkan ke KPK terkait FBF.

Maka jika ada yang perlu dilaporkan ke KPK, itu adalah saya, bukan Anies Baswedan. Bukan karena saya mau pasang badan buat Anies, yang bukan pilihan saya untuk pilkada kali ini. Tapi karena tak adil bagi dia,” tulis Goenawan

Izinkan saya juga dalam artikel ini, memberikan masukan kepada PSI. Dedek Uki dari PSI juga kelihatannya terpancing dengan Tempo, dan menganggap Tempo sedang mengkritik Anies.

Sebagai politisi, memang PSI masih perlu belajar. Belajar untuk tidak termakan jebakan Tempo. Mereka itu pemain lama, jadi pintar. Hai anak muda, jangan langsung termakan.

Dari postingan FB nya, Dedek Uki Prayudi juga memposting cover majalah tempo, dengan wajah Anies berhidung besar dan bertelinga lebar keluar dari cairan lendir dengan caption seperti ini…

Petaka rezim Anies itu bernama William Aditya Sarana.

Sudah-sudah, PSI juga jangan terlalu cepat ngacengan. Penulis menduga kuat itu hanyalah tiki-taka antara Tempo dan Anies. Mengingat kedekatan Anies dan Tempo itu ibarat Novel dengan Tempo. Jelas banget kok.

Keanehan-keanehan di atas menguatkan dugaan penulis bahwa Anies ini munafik. Ia bermuka dua. Dan diduga sangat kuat ada konspirasi antara Tempo dengan Anies sebelum cover itu dimunculkan malam-malam, sehingga sebelum kadal gurun ngamuk-ngamuk, Anies sudah dianggap pahlawan karena tidak marah.

Lalu keanehan terakhir, Arif Zulkifli dari Tempo pun malah seperti tidak tahan untuk tidak memuji Anies dengan ucapan “Sama-sama Pak Gub!” dengan tambahan emoticons senyum puas. Hahaha.

Lagipula, menurut Digembok, mana mungkin Tempo melawan “majikan”? Tafsirkan sendiri kalimatnya.

Tidak akan selamanya seseorang menggunakan “topeng”, suatu saat wajah asli mereka akan nampak. Apalagi mereka yang munafik. Tapi, sebagai manusia, kita harus memahami bahwa setiap orang punya hak untuk menjadi munafik. That’s life. Face it.

The human face is, after all, nothing more nor less than a mask.

Dan seorang teman menulis....

Baca juga :

Anies diduga sedang mendesign sebuah ‘kebencian’ agar bisa menunjukkan dirinya sebagai seorang pemaaf.


EmoticonEmoticon