Jokowi Lindungi Bu Mega, Surya Paloh-PKS Dibuat Tak Berdaya

Tags
Sekitar Poker - Melihat dua pidato semalam, dari Surya Paloh dan Presiden Jokowi, saya jadi teringat dengan film Game of Thrones.

Jokowi Lindungi Bu Mega, Surya Paloh-PKS Dibuat Tak Berdaya
Jokowi Lindungi Bu Mega, Surya Paloh-PKS Dibuat Tak Berdaya
Jokowi Lindungi Bu Mega, Surya Paloh-PKS Dibuat Tak Berdaya

Dalam sebuah episode, Tywin Lannister sempat bilang “A lion does not concern himself with the opinion of sheep.”

Surya Paloh dalam pidatonya menjelaskan tentang dua kejadian; mengklaim bahwa Bu Megawati hanya lupa menyalaminya, dan kembali menyinggung soal pelukan.

“Ingin saya peluk lebih erat tapi tidak bisa,” kata Surya Paloh saat memberikan sambutan.

Presiden Jokowi terlihat tertawa ngakak mendengar ucapan Surya. Sementara para kader Nasdem menyambut dengan seruan “peluk-peluk” sebelum berubah jadi “Jokowi-Jokowi-Jokowi.”

Mendengar pidato Surya Paloh, kita pasti merasa bahwa masalah sudah selesai. Tak perlu lagi ada perdebatan dan pertanyaan. Surya Paloh ingin menutup drama dengan sebuah pernyataan pamungkas.

Tapi Jokowi bukan orang yang mudah terpengaruh. Pantang ditantang. Sehingga saat naik ke panggung, Presiden menggunakan waktunya untuk menjadi penentu drama koalisi Nasdem.

Menegaskan bahwa rangkulan Surya Paloh dengan Sohibul Iman itu memang tidak biasa. Sehingga Presiden secara terbuka mengatakan akan memeluk Surya Paloh lebih erat dari saat memeluk Sohibul Iman.

Presiden Jokowi ingin menunjukkan betapa dirinya punya kuasa penuh terhadap apapun yang terjadi di Indonesia ini. Maka saat Surya Paloh mengatakan “Ingin saya peluk lebih erat tapi tidak bisa,” Jokowi datang menghampiri, memberi pesan politik yang sangat kuat dan seolah bertanya, apanya yang tidak bisa? Bisa kok.



Surya Paloh nampaknya sudah mulai menyadari, bahwa manuver politiknya terlalu beresiko. Karena beberapa hari yang lalu, saat Surya Paloh mengatakan belum bisa menjawab Presiden terkait pelukannya dengan Sohibul Iman, dan akan menjawabnya nanti, sebenarnya dia sedang coba merasakan arah angin politik.

Memberikan Anies Baswedan panggung pasti bukan sebuah kebetulan. Tidak menjawab pertanyaan Presiden (meski tertutup), pun pasti dengan sebuah pertimbangan dan rencana matang. Apalagi diakui bahwa belakangan kader Nasdem mengusulkan Surya Paloh sebagai Capres 2024. Ini pasti ada benang merahnya.

Setelah dewasa, kita semua menjadi orang-orang yang penuh dengan tujuan dan maksud. Sudah tidak iseng-iseng lagi. Apalagi ini soal langkah pimpinan partai politik. Kan ngga mungkin Surya Paloh main ke PKS sekedar untuk ngobrol ngomongin Via Vallen yang naik 4kg?

Tapi bahwa semalam suasana kembali mencair, ini menandakan Nasdem belum siap untuk jadi oposisi dan memanaskan mesin politiknya. Surya Paloh nampak tak percaya diri dengan rekomendasi kader Nasdem yang mengamanahkannya untuk maju sebagai Capres.

Sehingga drama atau opsi untuk mengajak PKS berkoalisi atau menggandeng Anies sebagai Cawapres 2024, nampaknya tak akan berlanjut. Setidaknya itu yang bisa kita lihat saat ini.

Selain itu, yang membuat saya terharu adalah cara Presiden Jokowi membela Bu Mega. Presiden mengimbangi pernyataan Surya Paloh yang mengklaim sempat mengirim intelijen untuk mengetahui apa benar Bu Mega sengaja tidak bersalaman dengannya? Dan ternyata tidak sengaja.

Nada Surya Paloh saat menceritakan ini nampak ngenyek. Meskipun pilihan katanya seolah menetralisir, tapi terdengar menyindir. Terkait hal ini Presiden Jokowi meluruskan dengan cerita dan penjelasan. Bahwa dirinya juga kadang kelewat saat menyalami orang-orang. Karena banyak sekali. Penjelasan Presiden Jokowi ini lebih netral dan membentengi Bu Mega dari opini-opini liar setelah disindir oleh Surya Paloh. Salut.

Presiden Jokowi juga memberi sinyal bahwa catatan yang dibawanya terlalu serius. Sehingga pidatonya semalam lebih spontan untuk merespon dan mengendalikan opini publik.

Satu hal yang membuat saya penasaran, apakah Presiden betul-betul tak menggunakan draft pidatonya? Karena di akhir pidato, praktis Presiden hanya fokus pada dua isu, impor dan minyak. Dua isu yang selama ini selalu ‘menghantui’ Nasdem.

Baca juga :


Sehingga pesan “jangan ada yang coba menghalang-halangi saya,” yang disampaikan oleh Presiden terasa bukan sebuah kebetulan. Meskipun dua isu tersebut adalah isu umum, yang bisa disampaikan di banyak kesempatan, tapi tetap saja dua isu itu sangat dekat dengan Nasdem. Karena kalimat yang sama, akan selalu punya nilai berbeda, tergantung siapa yang menyampaikan dan di mana dia mengatakan.

Bagaimanapun kita sebagai orang awam kadang hanya bisa melihat dari luar. Sementara elite punya bahasanya sendiri, punya cerita di balik cerita. Kadang diungkap, kadang disimpan bersama. Dan yang saya tulis di sini hanya sebagiannya. Begitulah kura-kura.


EmoticonEmoticon